Pentingnya Sistem Peringatan Dini untuk Mengatasi Bahaya Danau Glasial di Himalaya

Dengan sistem peringatan dini dampak banjir akan bisa berkurang,

Telah muncul seruan mendesak untuk bertindak menyusul banjir kilat yang menghancurkan di negara bagian timur laut India, Sikkim. Para ahli menekankan kebutuhan mendesak akan sistem peringatan dini canggih untuk mengurangi risiko yang terkait dengan danau glasial berbahaya di wilayah tersebut.

Dengan tragisnya, insiden terbaru di South Lhonak, danau glasial Himalaya, merenggut nyawa setidaknya 70 orang. Termasuk sembilan prajurit, dengan lebih dari 100 orang lainnya masih hilang. Ledakan danau glasial, yang disebabkan oleh faktor seperti hujan lebat, gempa bumi, atau longsor salju, merupakan ancaman besar bagi masyarakat setempat.

Sistem Peringatan Dini Memainkan Peran Penting

Dalam memastikan evakuasi tepat waktu dan pelepasan terkendali air dari bendungan hulu untuk meminimalkan kerusakan. Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) India mengakui kebutuhan akan sistem-sistem tersebut. Dan memulai survei pada awal September untuk dua danau berisiko, termasuk South Lhonak.

Namun, ketiadaan sistem peringatan dini yang berfungsi di South Lhonak telah menimbulkan pertanyaan. Meskipun dikenal sebagai zona berbahaya, peristiwa tragis ini membuat orang-orang tidak siap.

Penyebab pasti letusan di South Lhonak masih belum jelas, dengan berbagai teori, termasuk banjir hujan lebat dan kegagalan moraine, beredar. Para ahli menekankan bahwa pemanasan global telah mempercepat pelelehan gletser, menyebabkan kenaikan permukaan air di danau-danau Himalaya. Perubahan kondisi ini menciptakan risiko baru. Termasuk pembentukan danau berbahaya yang bisa pecah karena longsoran batu, banjir hujan lebat, atau longsor salju.

NDMA memiliki rencana untuk menyediakan sistem peringatan dini untuk pemberitahuan waktu nyata di sebagian besar dari 56 danau glasial berisiko di India. LSM, Pusat Pengembangan Pegunungan Terpadu Internasional, memperkirakan hampir 200 danau glasial di seluruh Himalaya berada dalam kondisi berisiko, seperti South Lhonak.

Sikkim

Yang memiliki lebih dari 700 danau glasial kecil dan besar, memiliki sekitar 20 danau berisiko. Meskipun South Lhonak diidentifikasi sebagai berbahaya, tidak ada sistem peringatan dini, meninggalkan pemukiman dan struktur di hulu rentan.

Keterlibatan berbagai lembaga nasional dan internasional serta sensitivitas militer potensial di sepanjang perbatasan Tiongkok-Tibet telah berkontribusi pada penundaan dalam pelaksanaan sistem peringatan. Namun, para ahli menekankan bahwa laju perubahan iklim di Himalaya menuntut pemantauan yang konstan dan mitigasi risiko proaktif.

Pelelehan dan mundurnya gletser, bersama dengan ketidakstabilan geologis akibat kenaikan suhu, telah membuat danau glasial semakin berbahaya. Perubahan pola cuaca, termasuk hujan di ketinggian yang sebelumnya bersalju, telah meningkatkan kemungkinan kejadian geologis. Seperti longsoran batu dan longsoran salju, yang lebih mengancam danau-danau ini.

Untuk mengatasi tantangan ini, para ahli menekankan pentingnya pemantauan danau glasial, pemasangan sistem peringatan dini, keterlibatan masyarakat setempat, dan pemastian pemeliharaan peralatan pemantauan. Waktu semakin berkurang untuk melindungi diri dari bahaya yang semakin bertambah akibat letusan danau glasial di Himalaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *